Penyemaian Benih atau Pembibitan
Bajak atau cangkul tanah hingga menjadi gembur. Setelah tanah menjadi gembur, Anda berikutnya membuat bedengan dengan ukuran lebar satu meter dan tinggi 20-25 cm. Sedangkan untuk ukuran panjangnya Anda sesuaikan dengan kontur lahan. Selanjutnya campurkan pupuk dasar di atas bedengan tersebut dengan merata.Pupuk yang digunakan dapat berupa kotoran ayam atau kompos yang sudah matang sebanyak 20 ton per hektar. Setelah pemupukan, biarkan lahan selama 2-3 hari. Ambil bibit caisim yang sudah disemaikan sebelumnya dengan bentuk bibit telah mempunyai 3-4 helai daun. Tanamlah bibit caisim tersebut di atas bedengan dengan jarak tanam masing-masing 10 x 15 cm. Untuk mempertahankan kelembaban, siramlah bibit-bibit tersebut dengan air.
Anda hanya perlu merendam benih dalam air selama kurang lebih selama 2 jam. Akan lebih baik apabila direndam dengan larutan hangat Previcur N yang mengandung konsentrasi 0,1% selama ± 2 jam. Kemudian, Anda angkat serta tebarkan benih secara merata di atas media semai.Media semai ini sebaiknya diberi pelindung supaya tidak terkena sinar matahari dan juga hujan secara langsung. Media semai berupa kompos halus yang dicampur dengan tanah. Tutuplah media penyemaian dengan jerami kering hingga tunas mulai muncul pada 2-3 hari kemudian. Sesudah itu, Anda singkirkan jerami kering tersebut agar bibit caisim tumbuh hingga 2-3 minggu, barulah bibit tersebut siap di pindahkan. Dalam proses penyemaian ini, Anda harus selalu memperhatikan kelembaban media tanam dengan melakukan penyiraman secara teratur.
Penyiraman harus selalu di perhatikan dalam budidaya caisim terutama di musim kemarau sebaiknya dilakukan setiap pagi dan sore. Apabila matahari tidak terlalu terik, Anda hanya cukup menyiram pada sore atau pagi hari saja. Tahap berikutnya adalah penjarangan dan penyulaman.
Penjarangan ini dilakukan hanya apabila tanaman tumbuh terlalu rapat sehingga daunnya tidak menghalangi tanaman lain yang bisa mengakibatkan pertumbuhan caisim kurang maksimal. Untuk penyulaman dilakukan pada saat ada tanaman yang mati atau sekedar layu. Penyulaman sebaiknya menggunakan tanaman yang baru tumbuh dari hasil penyemaian yang sebelumnya.
Penyiraman Tanaman Caisim
Tanaman caisim bisa dirawat dengan cara yang mudah. Pemeliharaan penting dilakukan sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal. Penyiraman yang rutin dibutuhkan ketika penyemaian hingga tanaman bertumbuh dewasa karena air sangat diperlukan oleh tanaman ini agar siap panen. Anda dapat melakukan penyiraman satu kali sehari pada pagi atau sore hari. Tahap berikutnya adalah penjarangan atau pemberian jarak antar tanaman.Penjarangan baru bisa dilakukan 2 minggu setelah penanaman dengan mencabuti tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sesudah itu, lakukan penyulaman di mana tahap ini adalah kegiatan mengganti tanaman yang lama atau mati terkena hama di ganti dengan tanaman yang baru. Selanjutnya siangi tanaman caisim Anda selama dua minggu sekali atau siangi caisim sesuai dengan pertumbuhan gulma pada tanaman. Setelah berumur 3 minggu, segera beri pupuk dengan cara penaburan.
Pembasmian Hama dan Pengganggu Tanaman Lainnya (OPT)
Untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit, Anda perlu perhatikan sanitasi lahan, drainase yang baik dan apabila perlu tanaman dapat disemprot dengan menggunakan pestisida. OPT utama yang menyerang caisim adalah ulat daun kubis (Plutella xylostella).Pembasmiannya bisa dilakukan dengan pemanfaatan Diadegma semiclausum sebagai parasitoid hama Plutella xylostella, penggunaan pestisida nabati, biopestisida, dan juga pestisida kimia. Penggunaan pestisida harus di perhatikan dengan benar pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu aplikasinya.Tahap penyiangan dilakukan 2–4 kali selama masa penanaman caisim atau harus di sesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng. Penyiangan gulma dilakukan pada usia tanaman satu minggu sesudah dipindahkan. Hama yang sering menyerang caisim adalah sejenis kutu dan juga walang sangit yang membuat daun bolong.Terdapat beberapa hama serta penyakit lainnya yaitu ulat, cacing bulu, bercak daun, busuk basah, penyakit embun tepung, penyakit rebah semai, busuk daun, busuk akar, dan virus mosaik. Untuk penanganan hama yang dapat dilakukan adalah dengan larutan nabati yang dibuat dari campuran kipait dan juga gadung dan dengan sabun colek atau putih telur sebagai perekatnya. Larutan nabati ini di encerkan dan disemprotkan pada tanaman secukupnya.
Budidaya caisim dapat dipanen sesudah melewati masa 20 hari sejak bibit di pindahkan dari tempat penyemaian atau sekitar 40 hari dari awal. Dalam satu kali panen, budidaya caisim organik mampu menghasilkan 20 ton per hektar. Caisim dipanen dengan dicabut, kemudian cuci bersih bagian akarnya dari tanah atau lumpur. Sesudah dipanen, biasanya Anda harus mencabuti bagian daun yang rusak. Kemudian caisim di ikat akarnya dan digabungkan dengan caisim lain kemudian diikat dengan tali bambu.
Tanaman caisim sebenarnya bisa tumbuh dan juga beradaptasi di semua jenis tanah, baik tanah mineral yang bertekstur ringan sampai pada tanah bertekstur berat serta pada tanah organik seperti tanah gambut. Kemasaman (pH) tanah yang optimal antara 6 hingga 6,5. Sedangkan untuk temperatur yang optimum bagi pertumbuhan caisim adalah 15 hingga 20 derajat celcius.Cara lain penanganan hama yaitu dengan cara penyiraman teratur agar telur kutu atau walang sangit yang menempel dapat terhanyutkan oleh air. Pengendalian hama dan juga penyakit yang paling penting yaitu menjaga kesehatan tanaman dan juga upayakan supaya tanaman tidak kekurangan makanan.Apabila tanaman sehat maka hama atau penyakit tidak akan dapat menginfeksi atau menyerang layaknya manusia yang harus menjaga kekebalan tubuh. Cara membuat tanaman sehat adalah dengan menyediakan bahan organik di dalam tanah untuk asupan unsur yang beragam. Bahan organik juga memberi makanan bagi hama-hama yang menyerang tanaman sehingga hama tidak menyerang tanaman.