Cara paling berhasil dalam budidaya buncis ialah menanam biji secara langsung tanpa proses penyemaian. Masukkan biji buncis siap tanam kedalam lubang yang sudah dibuat. Isi setiap lubang dengan 2 biji buncis. Kemudian tutup dengan tanah, lalu siram secara berkala apabila keadaan tanah kering. Keperluhan benih buncis ialah 50 kg per hektar.Buncis mulai berkecambah pada 3–7 hari sesudah tanam. Pada hari ke-7 umumnya kecambah sudah tumbuh secara serempak.
Beberapa perawatan yang dibutuhkan dalam budidaya buncis diantaranya penaikan tanah, pemasangan lenjer bambu dan pemupukan lanjutan. Tanaman buncis ialah tanaman yang tahan kekeringan, kita tidak perlu menyiramnya setiap hari. Meskipun hujan hanya terjadi sekali dalam seminggu, buncis masih dapat tumbuh dengan baik. Penyiraman hanya dilaksanakan apabila keadaan kekeringan telah parah.Sekitar 2 minggu sesudah tanam, naikkan tanah yang berada disekitar tanaman. Maksudnya supaya tanah menutupi akar yang menyembul dan memperkuat kedudukan akar. Selain itu, penaikan tanah dimaksudkan untuk menyiangi tanaman penggangu. Dengan penaikan tanah, tanaman pengganggu akan tercerabut dari akarnya dan mati.
Pemasangan lenjer bambu atau pengajiran dapat dilaksanakan sesudah minggu ke-2. Pasang lenjer bambu sepanjang 2 meter, kemudian gabungkan setiap empat lenjer pada pangkal atasnya. Pemasangan lenjer dibutuhkan supaya tanaman merambat naik dan buah tidak mengenai tanah.
Pemupukan lanjutan dikasihkan pada minggu ke-3. Kasihkan satu kepal kompos atau pupuk kandang yang sudah matang pada setiap tanaman. Total keperluhan pupuk lanjutan sekitar 20 ton per hektar.
Hama yang ditemui dalam budidaya buncis antara lain kumbang pemotong daun yang merusak jaringan pengangkut. Kumbang ini mengakibatkan tanaman kering dan gagal berbunga. Untuk mengusirnya dapat dengan pemberian biopestisida dari ekstrak bush gadung dan kipait. Tetapi umumnya penanganan dengan pestisida hayati tidak berlangsung lama. Oleh sebabnya penanganan secara manual malah lebih manjur. Pengambilan kumbang secara manual masih mungkin dilaksanakan. Umumnya dalam lahan berukuran 100 meter persegi ditemukan 50–100 ekor kumbang.Beberapa hama lain yang kerap menyerang buncis ialah lalat kacang, kutu daun, ulat grayak , penggerek biji dan ulat bunga. Pengendaliannya dengan menerapkan kultur teknis seperti merotasi tanaman, penanaman serempak, membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Selain hama, penyakit yang kerap menyerang buncis antara lain penyakit mosaik daun, penyakit sapu, layu bakteri, antraknosa dan embun tepung. Cara pencegahannya ialah dengan perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati. Penggunaan benih yang betul-betul bebas dari penyakit akan menghindarkan serangan di kemudian hari. Selain itu laksanakan rotasi tanaman dengan tanaman lobak, wortel atau kol bunga. Apabila terpaksa, laksanakan penyemprotan pestisida hayati.
Buncis mulai berbunga pada 40 hari sesudah tanam. Pada umur 50 hari, buncis telah dapat dipanen. Buncis dapat dipanen 2 hari sekali dengan cara dipotong. Pemotongan harus dilaksanakan dengan waspada agar bunga tidak jatuh. Pemanenan dapat dilaksanakan hingga 10 kali.Umumnya pada panen pertama dan kedua hasinya mencapai 2–4 ton per hektar. Pada panen ketiga hingga kelima akan mencapai puncak lalu kemudian menurun hingga panen terakhir. Total hasil panen budidaya buncis dapat hingga mencapai 48 ton per hektar